Makalah Periode Perkembangan Manusia
PERIODE PERKEMBANGAN MANUSIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu :
Fibriana
Miftahus Sa’adah, M.A.
Oleh:
Kelas PGMI F
Kelompok IV
Lileh
Linggarrani (210617201)
Ayu
Kusumaningrum (210617188)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
APRIL 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini
berisikan tentang Periode Perkembangan pada Manusia. Menjelaskan perkembangan
berdasarkan ciri-ciri biologis, didaktis, dan psikologis. Diharapkan Makalah
ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah.
Akhir kata,
saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Ponorogo, 6
April 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
·
KATA PENGANTAR.........................................................................i
·
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
·
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..............................................................................1
B.
Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................1
·
BAB II
PEMBAHASAN
Periode Perkembangan manusia...................................................2
A. Periodisasi
Berdasarkan Biologis.................................................2
B.
Periodisasi
Berdasarkan Didaktis.................................................5
C. Periodisasi
Berdasarkan Psikologis..............................................8
·
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................12
·
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi
perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan grafik kehidupan
jasmaniah maupun rohaniah ataupun kejiwaan manusia dari semejak lahir,
anak-anak, remaja, dewasa hingga tua, dimana pada setiap fase memiliki
ciri-ciri khas tersendiri. Periodesasi perkambangan adalah pembagian seluruh
masa perkembangan seseorang kedalam periode-periode tertentu, dengan hal itu
maka kami ingin membahas dan ingin memaparkan tentang hal-hal yang terjadi
dalam periodesasi pada perkembangan baik secara Biologis, Didaktis, serta
Psikologis. Yang mana hal itu masih belum diketahui oleh banyak oranag
dikarenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman mengenai hal tersebut.
Diharapkan dengan disajikannya makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terhadap periodesasi perkembangan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan Periode Perkembangan Manusia?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Periode Berdasarkan Biologis?
3.
Apa yang
dimaksud dengan Periode Berdasarkan Didaktis?
4.
Apa yang
dimaksud dengan Periode Berdasarkan Psikologis?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
apa yang dimaksud Periode Perkembangan Manusia.
2.
Untuk mengetahui
Periode Berdasarkan Biologis.
3.
Untuk mengetahui
Periode Berdasarkan Didaktis.
4.
Untuk mengetahui
Periode Berdasarkan Psikologis.
BAB II
ANALISIS PEMBAHASAN
Periode
Perkembangan Manusia
Fase perkembangan adalah
penahapan atau periodesasi rentang kehidupan manusia yang ditandai oleh
ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Meskipun masing-masing anak
mempunyai masa perkembangan yang berlainan satu sama lain, apabila dipandang
secara umum, terdapat ciri-ciri perkembangan yang hampir sama antara anak yang
satu dengan lainnya. Secara garis besar, para ahli memberikan periodisasi /
tahapan didasarkan atas periodisasi biologis, didaktis, dan psikologis.[1]
Jadi, pembagian periode atau fase perkembangan pada anak kedalam
masa-masa perkembangan yang ditandai dengan pola tingkah laku tertentu ini
hanya untuk mempermudah mempelajari dan memahami jiwa anak dari sisi biologis,
didaktis, dan psikologis. Berikut uraian mengenai tiga hal tersebut :
A.
Periodisasi Berdasarkan Biologis
Periode perkembangan ini didasarkan pada perubahan fungsi fisik
atau perubahan proses biologis tertentu.[2] Dapat
juga dikatan dengan proses pertumbuhan tertentu pada anak. Tokoh yang berpendapat
demikian antara lain:
1.
Aristoteles
(384-322 SM) membagi masa perkembangan menjadi tiga dari usia 0 sampai 21
tahun, dimana setiap periode memiliki masa 7 tahun, yaitu :
a.
Periode
anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian)
gigi.
b.
Periode
anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang dimulai dari tumbuhnya gigi
baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
c.
Periode
remaja (punertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun,
yang dimulai dari bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai memasuki masa
dewasa.[3]
2.
Sigmund
Freud , mendasarkan pembagiannya pada reaksi-reaksi bagian tubuh tertentu.
Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Fase
infantile, umur 0-5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Fase oral (0-1) tahun, masa ini mulut merupakan sentral pokok
keaktifan yang dinamis.
2) Fase anal (1-3) tahun, dorongan dan tahanan berpussat pada alat
pembuangan kotoran.
3) Fase phalis (3-5) tahun, fase ini alat kelamin merupakan daerah
organ paling perasa.[4]
b.
Fase
latent, umur 5-12 tahun.
Pada fase ini anak tampak
dalam keadaan tenang, setelah terjadi gelombang dan badai (strum und drang)
pada tiga fase pertama. Pada fase ini, desakan seksual anak mengendur. Anak
dengan mudah melupakan desakan seksualnya dan mengalihkan perhatiannya dalam
masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya. Meskipun
energi seksualnya terus berjalan, tetapi fase ini diarahkan pada
masalah-masalah sosial dan membangun benteng yang kukuh melawan seksualitas.[5]
c.
Fase
Pubertas, umur 12-18 tahun.
Dalam fase ini dorongan-dorongan mulai muncul kembali, dan apabila
dorongan-dorongan ini dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik, anak
akan sampai pada masa kematangan terakhir, yaitu fase genital.[6]
d. Fase genital, umur 18-20 tahun.
Pada fase ini, dorongan seksual yang yang pada masa latent bisa
dikatakan tidur, kini berkobar kembali dan mulai sungguh-sungguh tertarik pada
lawan jenis.[7]
3.
Maria
Montessori, membagi tingkat-tingkat perkembangan anak berazas pokok pada azas
kebutuhan vital (masa peka) dan azas kesibukan sendiri. Tingkat-tingkat
perkembangan tersebut sebagai berikut :
a.
Periode
I, umur 0-7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar sengan
panca indera.
b.
Periode
II, umur 7-12 tahun, yaitu periode abstrak dimana anak mulai menilai perbuatan
manusia atas dasar baik dan buruk dan mulai timbulnya insan kamil.
c.
Periode
III, umur 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan sosial.
d.
Periode
IV, umur 18 tahun ke atas yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.[8]
4.
Elisabeth
B. Hurlock, membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima
fase :
a.
Tahap
I : Fase prenatal (sebelum lahir), terhitung mulai masa konsepsi sampai
proses kelahiran, yaitu sampai sekitar sembilan bulan.
b.
Tahap
II : infancy (bayi baru lahir/ orok), terhitung sejak lahir sampai pada
usia 10-14 hari.
c.
Tahap
III : babyhood (bayi), mulai dari 14 hari sampai 12 tahun.
d.
Tahap
IV : childhood (kanak-kanak), mulai dari 2 tahun sampai masa remaja
(puber).
e.
Tahap
V : adolescene (remaja). Mulai usia 11 atau 13 tahun sampai 21 tahun.
Yang dibagi atas tiga masa, yaitu :
1)
Pre-adolescene, pada umumnya wanita usia 11-13 tahun, sedangkan pria lebih lambat
dari itu.
2)
Early
adolescene, pada usia 16-17 tahun.
5.
Sumiati
Ahmad Muhammad, membagi periodisasi biologis secara lebih lengkap yaitu kedalam
tujuh tahap, sebagai berikut :
a.
Tahap
I : mulai dari 0-1 tahun disebut masa bayi.
b.
Tahap
II : mulai dari 1-6 tahun disebut masa prasekolah.
c.
Tahap
III : mulai dari 6-10 tahun disebut masa sekolah.
d.
Tahap
IV : mulai dari 10-20 tahun disebut masa pubertas.
e.
Tahap
V : mulai dari 20-40 tahun disebut masa dewasa.
f.
Tahap
VI : mulai dari 40-65 tahun disebut masa setengah umur (pranesium).
g.
Tahap
VII : mulai 60 tahun ke atas, disebut masa lanjut usia (senium).[10]
Dari beberapa pendapat
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum periode perkembangan
manusia berdasarkan ciri-ciri biologis adalah sama. Tujuan adanya pembagian
fase-fase tersebut untuk memberikan pengetahuan mengenai perubahan-perubahan
fungsi tubuh untuk si anak maupun orang tua.
B.
Periodisasi Berdasarkan Didaktis
Dasar didaktis yang digunakan oleh para ahli dapat digolongkan ke
dalam dua kategori : a) apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa
tertentu?, dan b) bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar
kepada anak didik pada masa-masa tertentu?. Kedua hal tersebut dilakukan secara
bersamaan.[11]
Jadi, dasar yang digunakan pada fase ini adalah materi dan
bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Para ahli yang memberikan
penahapan perkembangan didaktis atau intruksional ini adalah Johann Amos
Comenius dan JJ. Rosseu.
1.
Johann
Amos Comenius, seorang ahli di Moravia. Ia membagi fase perkembangan
berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan
menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase tersebut adalah :
a.
Sekolah
ibu (scola materna), umur 0-6 tahun, Merupakan masa mengembangkan
alat-alat indera dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di
lingkungan keluarga.
b.
Sekolah
bahasa ibu (scola vernaculan), umur 6-12 tahun, Merupakan masa anak
mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini,
mulai diajarkan bahasa ibu.
c.
Sekolah
bahasa latin (scola latina), umur 12-18 tahun., merupakan masa
mengembangkan daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah. Pada masa ini
mulai diajarkan bahasa Latin sebagai bahasa asing.
d.
Sekolah
tinggi untuk pemuda-pemudi usia 18-24 tahun, merupakan masa mengembangkan
kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan
tinggi.[12]
2.
JJ.
Rosseu, membagi menjadi empat tahapan perkembangan, yaitu :
a. Tahap I : 0-2 tahun, usia
asahan.
b. Tahap II : 2-12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan
panca indera.
c. Tahap III : 12-15 tahun periode pendidikan akal.
d. Tahap IV : 15-20 tahun periode pendidikan watak dan pendidikan
agama.[13]
3.
Jean
Peaget, pernah melakukan penelitian mengenai fase-fase perkembangan dikaitkan
dengan terjadinya perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar. Peaget
membagi perkembangan menjadi empat fase berikut ini :
a. Fase sensorik motorik
Aktivitas
kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera. Aktivitas belum
menggunakan bahasa, sedangkan pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini.
b. Fase pra operasional
Anak tidak
lagi terikat pada lingkungan sensorik, kesanggupan menyimpan tanggapan
bertambah besar. Anak suka meniru orang lain dan mampu menerima khayalan dan
suka bercerita tentang hal-hal yang fantastis dan sebagainya.
c. Fase operasi konkrit
Pada fase
ini anak mulai berpikir logis, bentuk aktivitas dapat ditemukan dengan
peraturan yang berlaku. Karena anak masih harfiah sesuai dengan tugas-tugas
yang diberikan padanya.
d. Fase operasi formal
Anak telah mampu mengembangkan
pola-pola pikir formal, telah mampu berfikir logis, rasional, dan bahkan
abstrak. Telah mampu menangkap arti simbolis, kiasan, dan menyimpulkan suatu
berita.[14]
Dari beberapa pendapat para
tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian periode perkembangan berdasarkan
konsep didaktis ini bertujuan untuk memudahkan pembagian tahapan-tahapan usia
anak dalam ruang lingkup pendidikan agar orang tua atau siapapun yang berperan
dalam proses pendidikan si anak dapat memaksimalkan kemampuan intelektual anak
dalam masa-masa tertentu dengan pendidikan dan pengajaran yang baik dan benar
C.
Periodisasi Berdasarkan Psikologis
Periode ini didasarkan pada keadaan dan ciri khas kejiwaan anak
pada sutu masa tertentu.[15]
Para tokoh yang berpendapat demikian di antaranya adalah berikut ini :
1. Oswald Kroch, menemukan bahwa setiap anak dalam masa
perkembangannya mengalami keguncangan-keguncangan psikis yang disebut sebagai
masa trotz (trotzalter).[16]
Periode perkembangannya yang disusun sebagai berikut :
a. Fase anak awal : umur 0-3 tahun. Pada akhir fase ini terjadi trotz
pertama, yang ditandai dengan anak serba membantah atau menentang orang lain.
Hal ini disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk
berkemauan, sehingga ia ingin menguji kemauannya itu.
b. Fase keserasian sekolah : umur 3-13 tahun. Pada akhir masa ini
timbul sifat trotz kedua, dimana anak mulai serba membantah lagi, suka
menentang kepada orang lain, terutama terhadap orang tuanya. Gejala ini
sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya,
sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang
dianggapnya benar dan sebagainya, tetapi yang dirasakan sebagai keguncangan.
c. Fase kematangan : umur 13-21 tahun, yaitu mulai setelah
berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari
kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya, yang dihadapi dengan sikap
yang sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memerikan
toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lainpun
mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau
terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.[17]
2. Khonstamm, ia membagi fase perkembangan dilihat dari sisi
pendidikan dan tujuan luhur umat manusia menjadi lima fase, yaitu :
a.
Periode
vital : umur 0-1,5 tahun, disebut juga fase menyusu.
b.
Periode
estetis : umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain.
c.
Periode
intelektual : umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
d.
Periode
sosial : umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
e.
Periode
matang : umur 21 tahun ke atas, disebut juga periode dewasa.[18]
3. Robert J. Havighurst, menyebutkan fase-fase perkembangan dari anak
sampai tua, sebagai berikut :
a.
Infancy
and early childhood (masa sekolah) yaitu usia 0
– 6 tahun.
b.
Middle
childhood (masa sekolah) yaitu usia 6 – 12 tahun.
c.
Adolescence
(masa remaja) yaitu usia 12 – 18 tahun.
d.
Early
adulthood (masa awal dewasa) yaitu usia 18 – 30
tahun.
e.
Middle
age (masa dewasa lanjut) yaitu usia 30 – 50 tahun.
4. Charlotte Buhler, mengemukakan masa perkembangan anak dan pemuda
sebagai berikut :
a.
Masa
pertama
Usia 0 – 1
tahun. Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai
macam gerakan. Pada waktu lahirnya ia mengalami dunia tersendiri yang tak ada
hubungannya dengan lingkungannya. Perangsa-perangsang luar hanya sebagian kecil
yang dapat disambutnya. Pada masa ini terdapat dua peristiwa penting, yaitu
belajar berjalan dan berbicara.
b.
Masa
kedua
Usia 2-4
tahun. Keadaan dunia luar makin dikuasai dan dikenalnya melalui bermain,
kemajuan bahasa, dan pertumbuhan serta kemauannya. Dunia dilihat dan dinilainya
menurut keadaan dan sifat batinnya. Semua binatang dan benda mati disamakan dengan
dirinya. Bila ia berusia 3 tahun ia akan mengalami krisis pertama (trotzalter
I).
c.
Masa
ketiga
Usia 5-8
tahun. Keinginan bermain berkembang menjadi semangat bekerja dan rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi, demikian pula rasa sosialnya.
Pandangan terhadap dunia sekelilingnya ditinjau dan diterima secara objektif.
d.
Masa
keempat
Usia 9-13
tahun. Keinginan maju dan memahami kenyataan mencapai puncaknya. Pertumbuhan
jasmani sangat subur, kondisi kejiwaannya
tampak tenang. Ketika usia 12-13 tahun (bagi_perempuan) dan usia 13-14
tahun (bagi laki-laki), mereka mengalami masa krisis dalam proses
perkembangannya. Pada masa ini mulai timbul kritik terhadap diri sendiri,
kesadaran akan kemauan, penuh pertimbangan, mengutamakan tenaga sendiri, disertai
berbagai pertentangan yang timbul dengan dunia lingkungan..
e.
Masa
kelima
Usia 14-19
tahun (masa pubertas mencapai kematangan). Pada awal masa pubertas anak
kelihatan lebih subjektif. Kemampuan dan kesadaran dirinya terus meningkat yang
hal ini mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah lakunya. Anak yang berada pada
masa puber selalu merasa gelisah karena mereka sedang mengalami sturm und
drung (ingin memberontak, gemar mengeritik, suka menentang dsb). Pada akhir
pubertas yaitu sekitar usia 17 tahun anak mulai mencapai perpaduan (sintesis),
berkat keseimbangan antara dirinya dengan pengaruh dunia lingkungan. Pertanda
bahwa remaja masuk pada usia matang, yaitu mereka membentuk pribadi, menerima
norma-norma budaya, dan kehidupan pasca keseimbangan diri.[20]
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pembagian periode perkembangan berdasarkan psikologis adalah untuk mengetahui
perubahan ciri-ciri kejiawaan yang menonjol pada masa tertentu yang dapat
mempengaruhi kemampuan belajar anak, serta bagaimana cara anak dalam menyikapi
permasalahan yang menentukan tingkat kematangan pola fikir anak..
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa periodesasi perkembangan
manusia memiliki beberapa prinsip dasar, diantaranya :
1.
Kehidupan
manusia (pertumbuhan dan perkembangan) merupakan proses yang bertahap dan
berangsur-angsur.
2.
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia memiliki pola tertentu.
3.
Perkembangan
manusia adalah proses komulatif dan simultan.
4.
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia melewati periode kritis dan sensitif.
Dengan demikian,
agar manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan maka
manusia harus dididik dan diajari dengan baik dan benar sesuai keadaan
biologis, didaktis, dan psikologis pada tahap perkembangannya. Karena, pada
hakikatnya manusia dilahirkan dalam keadaan fitroh dan tidak tahu
apa-apa
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009.
Kasiram, Moh. Ilmu Jiwa Perkembangan Bagian Ilmu Jiwa Anak.
Surabaya: Usaha Nasional, tt.
Rochmah, Elfi Yuliani. Psikologi Perkembangan “Sepanjang Rentang
Hidup.” Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2014.
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam
Segala Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000.
[1]
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2009), 20.
[2]
Moh. Kasiram, Ilmu Jiwa Perkembangan Bagian Ilmu Jiwa Anak
(Surabaya: Usaha Nasional, tt), 43.
[4] Elfi
Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan “Sepanjang Rentang Hidup”
(Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2014), 52.
[9] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), 27.
[13] Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam
Segala Aspeknya (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), 22.
Merit Casino Review & Rating 2021 - DiversiCasino
ReplyDeleteAll Merit 제왕 카지노 Casino games are developed by independent and independent team, and you can expect deccasino to get your hands febcasino on a lot more of the games
Harrah's Hotel and Casino TulsaHard Rock Tulsa
ReplyDeleteHarrah's Hotel and Casino Tulsa is 우리계열 an exciting 샤오 미 먹튀 destination for 바카라 총판 entertainment and gaming. 러시안 룰렛 가사 Learn more about the casino's activities 원피스바카라 and nearby attractions.