Makalah Periode Perkembangan Manusia


PERIODE PERKEMBANGAN MANUSIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan





Dosen Pengampu :
Fibriana Miftahus Sa’adah, M.A.

Oleh:
Kelas PGMI F
Kelompok IV
Lileh Linggarrani                       (210617201)
Ayu Kusumaningrum                 (210617188)               


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
APRIL 2018




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang Periode Perkembangan pada Manusia. Menjelaskan perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis, didaktis, dan psikologis. Diharapkan Makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan  bagi kita semua.
 Saya  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

            Wassalamu’alaikum Wr.Wb.                                                

Ponorogo, 6 April 2018

                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

·           KATA PENGANTAR.........................................................................i
·           DAFTAR ISI.......................................................................................ii
·           BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang..............................................................................1
B.     Rumusan Masalah.........................................................................1
C.     Tujuan...........................................................................................1
·          BAB II PEMBAHASAN
Periode Perkembangan manusia...................................................2
A.       Periodisasi Berdasarkan Biologis.................................................2
B.        Periodisasi Berdasarkan Didaktis.................................................5
C.       Periodisasi Berdasarkan Psikologis..............................................8
·          BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan..................................................................................12
·          DAFTAR PUSTAKA.........................................................................13





BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
         Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan grafik kehidupan jasmaniah maupun rohaniah ataupun kejiwaan manusia dari semejak lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga tua, dimana pada setiap fase memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Periodesasi perkambangan adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang kedalam periode-periode tertentu, dengan hal itu maka kami ingin membahas dan ingin memaparkan tentang hal-hal yang terjadi dalam periodesasi pada perkembangan baik secara Biologis, Didaktis, serta Psikologis. Yang mana hal itu masih belum diketahui oleh banyak oranag dikarenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman mengenai hal tersebut. Diharapkan dengan disajikannya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap periodesasi perkembangan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Periode Perkembangan Manusia?
2.      Apa yang dimaksud dengan Periode Berdasarkan Biologis?
3.      Apa yang dimaksud dengan Periode Berdasarkan Didaktis?
4.      Apa yang dimaksud dengan Periode Berdasarkan Psikologis?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud Periode Perkembangan Manusia.
2.      Untuk mengetahui Periode Berdasarkan Biologis.
3.      Untuk mengetahui Periode Berdasarkan Didaktis.
4.      Untuk mengetahui Periode Berdasarkan Psikologis.



BAB II
ANALISIS PEMBAHASAN
Periode Perkembangan Manusia
             Fase perkembangan adalah penahapan atau periodesasi rentang kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Meskipun masing-masing anak mempunyai masa perkembangan yang berlainan satu sama lain, apabila dipandang secara umum, terdapat ciri-ciri perkembangan yang hampir sama antara anak yang satu dengan lainnya. Secara garis besar, para ahli memberikan periodisasi / tahapan didasarkan atas periodisasi biologis, didaktis, dan psikologis.[1]
Jadi, pembagian periode atau fase perkembangan pada anak kedalam masa-masa perkembangan yang ditandai dengan pola tingkah laku tertentu ini hanya untuk mempermudah mempelajari dan memahami jiwa anak dari sisi biologis, didaktis, dan psikologis. Berikut uraian mengenai tiga hal tersebut :
A.       Periodisasi Berdasarkan Biologis
Periode perkembangan ini didasarkan pada perubahan fungsi fisik atau perubahan proses biologis tertentu.[2] Dapat juga dikatan dengan proses pertumbuhan tertentu pada anak. Tokoh yang berpendapat demikian antara lain:
1.        Aristoteles (384-322 SM) membagi masa perkembangan menjadi tiga dari usia 0 sampai 21 tahun, dimana setiap periode memiliki masa 7 tahun, yaitu :
a.       Periode anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi.
b.      Periode anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
c.       Periode remaja (punertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai memasuki masa dewasa.[3]
2.        Sigmund Freud , mendasarkan pembagiannya pada reaksi-reaksi bagian tubuh tertentu. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Fase infantile, umur 0-5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi 3 yaitu :
1)   Fase oral (0-1) tahun, masa ini mulut merupakan sentral pokok keaktifan yang dinamis.
2)   Fase anal (1-3) tahun, dorongan dan tahanan berpussat pada alat pembuangan kotoran.
3)   Fase phalis (3-5) tahun, fase ini alat kelamin merupakan daerah organ paling perasa.[4]
b.      Fase latent, umur 5-12 tahun.
Pada  fase ini anak tampak dalam keadaan tenang, setelah terjadi gelombang dan badai (strum und drang) pada tiga fase pertama. Pada fase ini, desakan seksual anak mengendur. Anak dengan mudah melupakan desakan seksualnya dan mengalihkan perhatiannya dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya. Meskipun energi seksualnya terus berjalan, tetapi fase ini diarahkan pada masalah-masalah sosial dan membangun benteng yang kukuh melawan seksualitas.[5]
c.       Fase Pubertas, umur 12-18 tahun.
Dalam fase ini dorongan-dorongan mulai muncul kembali, dan apabila dorongan-dorongan ini dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik, anak akan sampai pada masa kematangan terakhir, yaitu fase genital.[6]
d.    Fase genital, umur 18-20 tahun.
Pada fase ini, dorongan seksual yang yang pada masa latent bisa dikatakan tidur, kini berkobar kembali dan mulai sungguh-sungguh tertarik pada lawan jenis.[7]
3.        Maria Montessori, membagi tingkat-tingkat perkembangan anak berazas pokok pada azas kebutuhan vital (masa peka) dan azas kesibukan sendiri. Tingkat-tingkat perkembangan tersebut sebagai berikut :
a.       Periode I, umur 0-7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar sengan panca indera.
b.      Periode II, umur 7-12 tahun, yaitu periode abstrak dimana anak mulai menilai perbuatan manusia atas dasar baik dan buruk dan mulai timbulnya insan kamil.
c.       Periode III, umur 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan sosial.
d.      Periode IV, umur 18 tahun ke atas yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.[8]
4.        Elisabeth B. Hurlock, membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase :
a.       Tahap I : Fase prenatal (sebelum lahir), terhitung mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sampai sekitar sembilan bulan.
b.      Tahap II : infancy (bayi baru lahir/ orok), terhitung sejak lahir sampai pada usia 10-14 hari.
c.       Tahap III : babyhood (bayi), mulai dari 14 hari sampai 12 tahun.
d.      Tahap IV : childhood (kanak-kanak), mulai dari 2 tahun sampai masa remaja (puber).
e.       Tahap V : adolescene (remaja). Mulai usia 11 atau 13 tahun sampai 21 tahun. Yang dibagi atas tiga masa, yaitu :
1)      Pre-adolescene, pada umumnya wanita usia 11-13 tahun, sedangkan pria lebih lambat dari itu.
2)      Early adolescene, pada usia 16-17 tahun.
3)      Late adolescene, masa perkembangan yang terakhir hingga masa kulliah.[9]
5.        Sumiati Ahmad Muhammad, membagi periodisasi biologis secara lebih lengkap yaitu kedalam tujuh tahap, sebagai berikut :
a.       Tahap I : mulai dari 0-1 tahun disebut masa bayi.
b.      Tahap II : mulai dari 1-6 tahun disebut masa prasekolah.
c.       Tahap III : mulai dari 6-10 tahun disebut masa sekolah.
d.      Tahap IV : mulai dari 10-20 tahun disebut masa pubertas.
e.       Tahap V : mulai dari 20-40 tahun disebut masa dewasa.
f.        Tahap VI : mulai dari 40-65 tahun disebut masa setengah umur (pranesium).
g.       Tahap VII : mulai 60 tahun ke atas, disebut masa lanjut usia (senium).[10]
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum periode perkembangan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis adalah sama. Tujuan adanya pembagian fase-fase tersebut untuk memberikan pengetahuan mengenai perubahan-perubahan fungsi tubuh untuk si anak maupun orang tua.
B.       Periodisasi Berdasarkan Didaktis
Dasar didaktis yang digunakan oleh para ahli dapat digolongkan ke dalam dua kategori : a) apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa tertentu?, dan b) bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada anak didik pada masa-masa tertentu?. Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan.[11]
Jadi, dasar yang digunakan pada fase ini adalah materi dan bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Para ahli yang memberikan penahapan perkembangan didaktis atau intruksional ini adalah Johann Amos Comenius dan JJ. Rosseu.
1.         Johann Amos Comenius, seorang ahli di Moravia. Ia membagi fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase tersebut adalah :
a.       Sekolah ibu (scola materna), umur 0-6 tahun, Merupakan masa mengembangkan alat-alat indera dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan keluarga.
b.      Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan), umur 6-12 tahun, Merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu.
c.       Sekolah bahasa latin (scola latina), umur 12-18 tahun., merupakan masa mengembangkan daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah. Pada masa ini mulai diajarkan bahasa Latin sebagai bahasa asing.
d.      Sekolah tinggi untuk pemuda-pemudi usia 18-24 tahun, merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan tinggi.[12]
2.         JJ. Rosseu, membagi menjadi empat tahapan perkembangan, yaitu :
a.    Tahap I     : 0-2 tahun, usia asahan.
b.    Tahap II : 2-12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca    indera.
c.    Tahap  III  : 12-15 tahun periode pendidikan akal.
d.    Tahap IV : 15-20 tahun periode pendidikan watak dan pendidikan agama.[13]
3.         Jean Peaget, pernah melakukan penelitian mengenai fase-fase perkembangan dikaitkan dengan terjadinya perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar. Peaget membagi perkembangan menjadi empat fase berikut ini :
a.    Fase sensorik motorik
Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera. Aktivitas belum menggunakan bahasa, sedangkan pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini.
b.    Fase pra operasional
Anak tidak lagi terikat pada lingkungan sensorik, kesanggupan menyimpan tanggapan bertambah besar. Anak suka meniru orang lain dan mampu menerima khayalan dan suka bercerita tentang hal-hal yang fantastis dan sebagainya.
c.    Fase operasi konkrit
Pada fase ini anak mulai berpikir logis, bentuk aktivitas dapat ditemukan dengan peraturan yang berlaku. Karena anak masih harfiah sesuai dengan tugas-tugas yang diberikan padanya.
d.    Fase operasi formal
Anak telah mampu mengembangkan pola-pola pikir formal, telah mampu berfikir logis, rasional, dan bahkan abstrak. Telah mampu menangkap arti simbolis, kiasan, dan menyimpulkan suatu berita.[14]
Dari beberapa pendapat para tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian periode perkembangan berdasarkan konsep didaktis ini bertujuan untuk memudahkan pembagian tahapan-tahapan usia anak dalam ruang lingkup pendidikan agar orang tua atau siapapun yang berperan dalam proses pendidikan si anak dapat memaksimalkan kemampuan intelektual anak dalam masa-masa tertentu dengan pendidikan dan pengajaran yang baik  dan benar

C.       Periodisasi Berdasarkan Psikologis
Periode ini didasarkan pada keadaan dan ciri khas kejiwaan anak pada sutu masa tertentu.[15] Para tokoh yang berpendapat demikian di antaranya adalah berikut ini :
1.    Oswald Kroch, menemukan bahwa setiap anak dalam masa perkembangannya mengalami keguncangan-keguncangan psikis yang disebut sebagai masa trotz (trotzalter).[16] Periode perkembangannya yang disusun sebagai berikut :
a.    Fase anak awal : umur 0-3 tahun. Pada akhir fase ini terjadi trotz pertama, yang ditandai dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan, sehingga ia ingin menguji kemauannya itu.
b.    Fase keserasian sekolah : umur 3-13 tahun. Pada akhir masa ini timbul sifat trotz kedua, dimana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang kepada orang lain, terutama terhadap orang tuanya. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggapnya benar dan sebagainya, tetapi yang dirasakan sebagai keguncangan.
c.    Fase kematangan : umur 13-21 tahun, yaitu mulai setelah berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya, yang dihadapi dengan sikap yang sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memerikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lainpun mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.[17]

2.    Khonstamm, ia membagi fase perkembangan dilihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia menjadi lima fase, yaitu :
a.       Periode vital : umur 0-1,5 tahun, disebut juga fase menyusu.
b.      Periode estetis : umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain.
c.       Periode intelektual : umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
d.      Periode sosial : umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
e.       Periode matang : umur 21 tahun ke atas, disebut juga periode dewasa.[18]
3.    Robert J. Havighurst, menyebutkan fase-fase perkembangan dari anak sampai tua, sebagai berikut :
a.       Infancy and early childhood (masa sekolah) yaitu usia 0 – 6 tahun.
b.      Middle childhood (masa sekolah) yaitu usia 6 – 12 tahun.
c.       Adolescence (masa remaja) yaitu usia 12 – 18 tahun.
d.      Early adulthood (masa awal dewasa) yaitu usia 18 – 30 tahun.
e.       Middle age (masa dewasa lanjut) yaitu usia 30 – 50 tahun.
f.        Old age (masa tua sampai meninggal dunia) yaitu usia 50 tahun ke atas.[19]
4.    Charlotte Buhler, mengemukakan masa perkembangan anak dan pemuda sebagai berikut :
a.       Masa pertama
Usia 0 – 1 tahun. Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai macam gerakan. Pada waktu lahirnya ia mengalami dunia tersendiri yang tak ada hubungannya dengan lingkungannya. Perangsa-perangsang luar hanya sebagian kecil yang dapat disambutnya. Pada masa ini terdapat dua peristiwa penting, yaitu belajar berjalan dan berbicara.
b.      Masa kedua
Usia 2-4 tahun. Keadaan dunia luar makin dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa, dan pertumbuhan serta kemauannya. Dunia dilihat dan dinilainya menurut keadaan dan sifat batinnya. Semua binatang dan benda mati disamakan dengan dirinya. Bila ia berusia 3 tahun ia akan mengalami krisis pertama (trotzalter I).
c.       Masa ketiga
Usia 5-8 tahun. Keinginan bermain berkembang menjadi semangat bekerja dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi, demikian pula rasa sosialnya. Pandangan terhadap dunia sekelilingnya ditinjau dan diterima secara objektif.
d.      Masa keempat
Usia 9-13 tahun. Keinginan maju dan memahami kenyataan mencapai puncaknya. Pertumbuhan jasmani sangat subur, kondisi kejiwaannya  tampak tenang. Ketika usia 12-13 tahun (bagi_perempuan) dan usia 13-14 tahun (bagi laki-laki), mereka mengalami masa krisis dalam proses perkembangannya. Pada masa ini mulai timbul kritik terhadap diri sendiri, kesadaran akan kemauan, penuh pertimbangan, mengutamakan tenaga sendiri, disertai berbagai pertentangan yang timbul dengan dunia lingkungan..
e.       Masa kelima
Usia 14-19 tahun (masa pubertas mencapai kematangan). Pada awal masa pubertas anak kelihatan lebih subjektif. Kemampuan dan kesadaran dirinya terus meningkat yang hal ini mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah lakunya. Anak yang berada pada masa puber selalu merasa gelisah karena mereka sedang mengalami sturm und drung (ingin memberontak, gemar mengeritik, suka menentang dsb). Pada akhir pubertas yaitu sekitar usia 17 tahun anak mulai mencapai perpaduan (sintesis), berkat keseimbangan antara dirinya dengan pengaruh dunia lingkungan. Pertanda bahwa remaja masuk pada usia matang, yaitu mereka membentuk pribadi, menerima norma-norma budaya, dan kehidupan pasca keseimbangan diri.[20]

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembagian periode perkembangan berdasarkan psikologis adalah untuk mengetahui perubahan ciri-ciri kejiawaan yang menonjol pada masa tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar anak, serta bagaimana cara anak dalam menyikapi permasalahan yang menentukan tingkat kematangan pola fikir anak.. 























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa periodesasi perkembangan manusia memiliki beberapa prinsip dasar, diantaranya :
1.      Kehidupan manusia (pertumbuhan dan perkembangan) merupakan proses yang bertahap dan berangsur-angsur.
2.      Pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola tertentu.
3.      Perkembangan manusia adalah proses komulatif dan simultan.
4.      Pertumbuhan dan perkembangan manusia melewati periode kritis dan sensitif.
Dengan demikian, agar manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan maka manusia harus dididik dan diajari dengan baik dan benar sesuai keadaan biologis, didaktis, dan psikologis pada tahap perkembangannya. Karena, pada hakikatnya manusia dilahirkan dalam keadaan fitroh dan tidak tahu apa-apa       










DAFTAR PUSTAKA
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009.
Kasiram, Moh. Ilmu Jiwa Perkembangan Bagian Ilmu Jiwa Anak. Surabaya: Usaha Nasional, tt.
Rochmah, Elfi Yuliani. Psikologi Perkembangan “Sepanjang Rentang Hidup.” Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2014.
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Segala Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000.




[1] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), 20.
[2] Moh. Kasiram, Ilmu Jiwa Perkembangan Bagian Ilmu Jiwa Anak (Surabaya: Usaha Nasional, tt), 43.
[3] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 21.
[4] Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan “Sepanjang Rentang Hidup” (Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2014), 52.
[5] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 21.
[6] Desmita, 21.
[7] Rochmah, Psikologi Perkembangan “Sepanjang Rentang Hidup,” 52.
[8] Rochmah, 52.
[9] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), 27.
[10] Yusuf, 28.
[11] Yusuf, 28.
[12] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 23.
[13] Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Segala Aspeknya (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), 22.
[14] Rochmah, Psikologi Perkembangan “Sepanjang Rentang Hidup,” 55.
[15] Rochmah, 55.
[16] Rochmah, 56.
[17] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 24.
[18] Desmita, 24–25.
[19] Rochmah, Psikologi Perkembangan “Sepanjang Rentang Hidup,” 56.
[20] Rochmah, 57–58.

Comments

  1. Merit Casino Review & Rating 2021 - DiversiCasino
    All Merit 제왕 카지노 Casino games are developed by independent and independent team, and you can expect deccasino to get your hands febcasino on a lot more of the games

    ReplyDelete
  2. Harrah's Hotel and Casino TulsaHard Rock Tulsa
    Harrah's Hotel and Casino Tulsa is 우리계열 an exciting 샤오 미 먹튀 destination for 바카라 총판 entertainment and gaming. 러시안 룰렛 가사 Learn more about the casino's activities 원피스바카라 and nearby attractions.

    ReplyDelete

Post a Comment